TANAH LIAT MARTABATKU
Tanah liat hitam pekat itulah yang semula menggodaku
Bagi orang lain barangkali tak ada arti
Tapi tidak bagi diriku
Tanah liat hitam pekat itulah yang menggerakkan tanganku membasuh,
menyentuh, mengajakku berdialog dalam ruang kreativitas tanpa batas
Tanah liat hitam pekat itulah yang kemudian
Tanah liat hitam pekat itulah yang semula menggodaku
Bagi orang lain barangkali tak ada arti
Tapi tidak bagi diriku
Tanah liat hitam pekat itulah yang menggerakkan tanganku membasuh,
menyentuh, mengajakku berdialog dalam ruang kreativitas tanpa batas
Tanah liat hitam pekat itulah yang kemudian
mengajakku berjabat kian akrab
Mengajakku bersahabat kian dekat. Lantas menyulut
jari jemariku mengolah dengan lekuk dan geliat,
bersama kelembutan matabatin estetika seni
yang kemudian melahirkan karya artistik seni
Tanah liat hitam pekat itulah yang tak pernah merasa pongah,
apalagi serakah. Diam, menyimpan keindahan beragam.
tenang, setenang cendawan.
Tanah hitam pekat itulah matabatinku, yang telah mengusung mimpi,
imaji dan segudang anganku melambung tinggi,
lahir menjadi karya artistik seni
Tanah liat, matabatinku
Tanah liat, sahabatku
Tanah liat, duniaku
Tanah liat, cintaku
Tanah liat karya seniku
Pribadi Agus Santosa
Mengajakku bersahabat kian dekat. Lantas menyulut
jari jemariku mengolah dengan lekuk dan geliat,
bersama kelembutan matabatin estetika seni
yang kemudian melahirkan karya artistik seni
Tanah liat hitam pekat itulah yang tak pernah merasa pongah,
apalagi serakah. Diam, menyimpan keindahan beragam.
tenang, setenang cendawan.
Tanah hitam pekat itulah matabatinku, yang telah mengusung mimpi,
imaji dan segudang anganku melambung tinggi,
lahir menjadi karya artistik seni
Tanah liat, matabatinku
Tanah liat, sahabatku
Tanah liat, duniaku
Tanah liat, cintaku
Tanah liat karya seniku
Pribadi Agus Santosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar