PAMERAN SENI RUPA STKW SURABAYA
6-11 Desember 2008
Taman Budaya Jawa Timur
Jl. Gentengkali 85 Surabaya
Pameran seni rupa para dosen dan mahasiswa jurusan seni rupa adalah representasi dari output silabus pengajaran, artinya karya yang dipaparkan merupakan parameter hasil pengajaran tentang , ketrampilan skill-memproduksi karya seni rupa, referensi visual, wawasan, spirit, dan life skill yang dapat menjadi etos kerja dalam pilihan survival hidup. Maka pameran seni rupa para dosen dan mahasiswa jurusan seni rupa bukanlah hanya menjadi ‘bacaan’ visual ketrampilan dan referensi ‘klasik’ berseni rupa, tapi adalah paparan ‘siapa’ saja dan ‘apa’ saja yang dilakukan para mahasiswa dan dosen selama ini dalam ‘menghidupi’ spirit berkarya seni rupa-nya.
Substansi silabus yang terepresentasikan dalam pameran ini adalah bahwa dengan pengajaran elementer latihan ketrampilan tangan dan cita rasa artistik membuat goresan garis untuk sketsa, gambar bentuk, olahan teori warna dalam desain elementer, kesadaran dan kepekaan ruang tiga dimensi dengan desain tri matra, ketrampilan patung, gerabah, keramik, referensi sosiologi, sejarah seni rupa, estetika, adalah menjadi bekal dan modal bagi seorang pekerja seni rupa yang paling tidak bisa disebut ‘akademis’
Berseni rupa bagi seorang ‘akademisi’ adalah berdasarkan mandat tri dharma perguruan tinggi : penelitian, penalaran-pengembangan, dan pengabdian. Kerja ‘seniman-akademisi’ adalah bagai yang dikerjakan oleh seniman kontemporer Cina : Cai Gou Qiang dengan berawal dari studi intensif tentang substansi budaya Cina yaitu ritual naga dan budaya petasan, dibuatnya kontur di atas panel, liukan tubuh naga dengan taburan bubuk petasan. Hasil representasi karyanya, progress lari nyala petasan mengikuti liukan kontur tubuh naga, meninggalkan asap membubung membentuk imaji naga raksasa terbang. Penemuan kerja artistik-substansial estetis ini oleh Qiang kemudian diekspos dalam garapan ’Dragon Sight Sees Vienna’ Project for Extraterrestrial No.32, 1999, proyek instalasi di Vienna, Austria, dengan skala gigantik menggunakan 4 tiang traktor derek konstruksi bangunan sebagai penyangga alur kabel kontur liukan naga. Bayangkan saja begitu efek pendaran cahaya dinyalakan, apa yang kita lihat, sungguh sensasi visual yang dahsyat. Cai Gou Qiang lahir 1957 di Quanzhou City, China, adalah aktifis Tian An Mien yang migrasi dan tinggal di New York, USA dan Tokyo, Japan. Sosoknya sederhana, penampilannya seperti penjual kain di kebanyakan toko.
Spirit seperti Cai dengan penelitian, eksplorasi intensif, pengembangan seperti yang dilakukan oleh para perupa kontemporer Asia seperti Xu-Bing dengan abjad Cina, Lee Wen dengan performance tubuh kuningnya, Shigeo Toya eksplorasi tekstur kayu, Wenda Gu studi rambut, adalah hendaknya menjadi ‘magma’ bagi kerja-kerja ‘seniman’ akademisi, apakah dalam kesehariannya dia seorang guru SD, SMP, SMU atau menjadi apa saja.
Sokongan pengayaan dimensi artistik-estetik di ruang kehidupan sosial-ekonomi-politik yang gamang di jaman Lumpur Lapindo inilah yang menjadi peran nyata dari program pengajaran seni rupa STKW. Selamat berpameran.
Moelyono perupa, pekerja ngo.
Staf Pengajar STKW Surabaya
PERUPA YANG BERPAMERAN
MufI MubarocH, SigiT TamtomO, M.RizkY, Agung TattO, DidieT, M.HerrY HidayaT, NuR HidayaT, HarI PrajitnO, SatumaN, HerrI GothiK, WahiB HasbullaH, BudI HartonO, A.FathonI, PurwantO, AsngarI, RuwaidA UA, TotO ImansyaH, SyamsuL ArifiN, AhmaD, A.LutfI, AguS UciL, CandrA SeptiadI, JiyU, DodiK SubagyO, AguS KoecinK, ArieF “KopraL’ WibowO, BudI SantosO, RickY SugiartO, WidodO BasukI, BarA WijayA, JunaedI JF, YektI HerlinA, AnggarA BolD, YopI CayO B, MusfiquR RahmaN, SofiE, AgaM, AriS PP, LukmaN, NuR AlI, KosiM, M.AriF LondO, AguS GibaS, JamraN, EkO UcuP, JennY LeE, AndI NursyamsI, IdA SulistyawatI, BambanG BoleT, AsmuliawaN, TotoK PriyoleksonO.
6-11 Desember 2008
Taman Budaya Jawa Timur
Jl. Gentengkali 85 Surabaya
Pameran seni rupa para dosen dan mahasiswa jurusan seni rupa adalah representasi dari output silabus pengajaran, artinya karya yang dipaparkan merupakan parameter hasil pengajaran tentang , ketrampilan skill-memproduksi karya seni rupa, referensi visual, wawasan, spirit, dan life skill yang dapat menjadi etos kerja dalam pilihan survival hidup. Maka pameran seni rupa para dosen dan mahasiswa jurusan seni rupa bukanlah hanya menjadi ‘bacaan’ visual ketrampilan dan referensi ‘klasik’ berseni rupa, tapi adalah paparan ‘siapa’ saja dan ‘apa’ saja yang dilakukan para mahasiswa dan dosen selama ini dalam ‘menghidupi’ spirit berkarya seni rupa-nya.
Substansi silabus yang terepresentasikan dalam pameran ini adalah bahwa dengan pengajaran elementer latihan ketrampilan tangan dan cita rasa artistik membuat goresan garis untuk sketsa, gambar bentuk, olahan teori warna dalam desain elementer, kesadaran dan kepekaan ruang tiga dimensi dengan desain tri matra, ketrampilan patung, gerabah, keramik, referensi sosiologi, sejarah seni rupa, estetika, adalah menjadi bekal dan modal bagi seorang pekerja seni rupa yang paling tidak bisa disebut ‘akademis’
Berseni rupa bagi seorang ‘akademisi’ adalah berdasarkan mandat tri dharma perguruan tinggi : penelitian, penalaran-pengembangan, dan pengabdian. Kerja ‘seniman-akademisi’ adalah bagai yang dikerjakan oleh seniman kontemporer Cina : Cai Gou Qiang dengan berawal dari studi intensif tentang substansi budaya Cina yaitu ritual naga dan budaya petasan, dibuatnya kontur di atas panel, liukan tubuh naga dengan taburan bubuk petasan. Hasil representasi karyanya, progress lari nyala petasan mengikuti liukan kontur tubuh naga, meninggalkan asap membubung membentuk imaji naga raksasa terbang. Penemuan kerja artistik-substansial estetis ini oleh Qiang kemudian diekspos dalam garapan ’Dragon Sight Sees Vienna’ Project for Extraterrestrial No.32, 1999, proyek instalasi di Vienna, Austria, dengan skala gigantik menggunakan 4 tiang traktor derek konstruksi bangunan sebagai penyangga alur kabel kontur liukan naga. Bayangkan saja begitu efek pendaran cahaya dinyalakan, apa yang kita lihat, sungguh sensasi visual yang dahsyat. Cai Gou Qiang lahir 1957 di Quanzhou City, China, adalah aktifis Tian An Mien yang migrasi dan tinggal di New York, USA dan Tokyo, Japan. Sosoknya sederhana, penampilannya seperti penjual kain di kebanyakan toko.
Spirit seperti Cai dengan penelitian, eksplorasi intensif, pengembangan seperti yang dilakukan oleh para perupa kontemporer Asia seperti Xu-Bing dengan abjad Cina, Lee Wen dengan performance tubuh kuningnya, Shigeo Toya eksplorasi tekstur kayu, Wenda Gu studi rambut, adalah hendaknya menjadi ‘magma’ bagi kerja-kerja ‘seniman’ akademisi, apakah dalam kesehariannya dia seorang guru SD, SMP, SMU atau menjadi apa saja.
Sokongan pengayaan dimensi artistik-estetik di ruang kehidupan sosial-ekonomi-politik yang gamang di jaman Lumpur Lapindo inilah yang menjadi peran nyata dari program pengajaran seni rupa STKW. Selamat berpameran.
Moelyono perupa, pekerja ngo.
Staf Pengajar STKW Surabaya
PERUPA YANG BERPAMERAN
MufI MubarocH, SigiT TamtomO, M.RizkY, Agung TattO, DidieT, M.HerrY HidayaT, NuR HidayaT, HarI PrajitnO, SatumaN, HerrI GothiK, WahiB HasbullaH, BudI HartonO, A.FathonI, PurwantO, AsngarI, RuwaidA UA, TotO ImansyaH, SyamsuL ArifiN, AhmaD, A.LutfI, AguS UciL, CandrA SeptiadI, JiyU, DodiK SubagyO, AguS KoecinK, ArieF “KopraL’ WibowO, BudI SantosO, RickY SugiartO, WidodO BasukI, BarA WijayA, JunaedI JF, YektI HerlinA, AnggarA BolD, YopI CayO B, MusfiquR RahmaN, SofiE, AgaM, AriS PP, LukmaN, NuR AlI, KosiM, M.AriF LondO, AguS GibaS, JamraN, EkO UcuP, JennY LeE, AndI NursyamsI, IdA SulistyawatI, BambanG BoleT, AsmuliawaN, TotoK PriyoleksonO.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar