23 April 2009

Di Hari Penuh Bendera

Di hari penuh bendera. Siapa berfikir tentang anak-anak kita?
(Neno Warisman)

Ini hari penuh bendera
Di mana-mana di rumah besar kita ini, kalau bisa setiap jengkal tanah dicagaki bendera-bendera.
Bendera-bendera yang saling berkata satu sama lainnya, "Hai mari kita lihat, siapa yang bakal jadi pemenang!"

Hai kau siapa? Pengikutmu tidak jelas. Ah, kau ini masa lalu dan sudah ketahuan banyak koreng di jahitanmu, tau!
Kau ini masih bau kencur kok, sudah sok tau sih? Apalagi kau! Apa andalanmu, hah? Cuma segelintir orang yang merasa pintar dan bisa mengubah keadaan dengan kepintaran!
ngomong deh, kucing belang, dan seterusnya ..."

Para bendera bergerai-gerai kainnya disapu angin dan ditingkahi suara bising motor para pengendara di jalan raya, tetapi mereka terus saja berselisih paham tentang siapa yang bakal jadi pemenang.

Para bendera kebanyakan menjadi amat arogan dengan bentuk logo dan warna yang ditorehkan oleh para pengikutnya dan yang sering kali juga untuk sang bendera terciprat amuk dan darah para pendukungnya yang marah. Pernah begitu terjadi, dan entah akan terjadi lagi atau tidak.

Semoga saja ...
Semoga yang kelak jadi pemimpin rakyat atau negeri, tidak menjadi sewenang-wenang, tidak suka memakan saudara sendiri, peduli pada saudarnya, sebagain besar tindakannya tidak merusak dan merugikan alam dan bumi, akabbira mujrimiin ...

Semoga kelak para pemimpin negeri, mereka menjadi pemimpin yang suka melindungi dan mengedepankan kepentingan rakyat dari kepentingan sendiri ... karena mereka bahagia. Mereka suka melihat orang lain bahagia, mereka tidak suka orang lain celaka. Mereka akan bagi kekayaan negeri dengan adil merata, hingga tanah, laut dan udara dikelola dengan jujur dan amanah menjadi masyarakat yang bahagia.

Takut terlambat, takut dicela
Takut tak berseragam dan takut banyak lagi takut dan ancaman yang dirasa ...
Di hari penuh bendera ... .

Banyak yang ingin menang mengatasnamakan apa saja, juga pendidikan untuk mencapai sejahtera
Di hari penuh bendera, siapa yang benar-benar memikirkan mereka ... anak-anak kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar