08 Januari 2009

LASKAR PELANGI


Sinopsis
Laskar pelangi merupakan kisah dari 10 anak yang memiliki semangat dan perjuangan untuk memperoleh pendidikan pendidikan. Meskipun di daerah pedalaman Belitong pendidikan adalah suatu hal yang mahal namun, tak menyurutkan semangat Lintang,Sahara,A Kiong,Trapani,Ikal,Mahar,Syahdan,Kucai dan Harun untuk tetap belajar. Meski hanya di sekolah tua Muhammadiyah yang bangunannya bisa dikatakan lebih mirip dengan kandang. Namun, siapa sangka jika sekolah yang tiang-tiang penyangganya sudah rapuh dimakan usia, gentingnya sudah banyak yang lepas, mampu melahirkan orang-orang yang berjiwa besar dan pantang menyerah.
Ditangan Bu Mus dan Pak Harfan ilmu pengetahuan menjadi makanan yang benar-benar digemari oleh kesembilan anggota laskar pelangi. Setiap anggota laskar pelangi memiliki citra masing-masing. Ikal dan Sahara sering berlomba untuk mendapatkan peringkat dua dikelas. Mengapa bukan peringkat pertama? Karena Lintang, manusia kecil dengan rambut keriting merah, berasal dari kampung pedalaman nelayan yang sangat gembira ketika pertama kali masuk sekolah, pertama kali memegang pensil, meski itu pensil yang salah. Dia mendapatkan anugerah yang amat besar dari Tuhan Yang Maha Esa, bahwa dia memiliki otak nebula yang mampu menyibak rahasia hukum-hukum alam dalam Fisika dan Matematika, meski ia baru duduk di Sekolah Dasar.
Lintang inilah yang kemudian mampu mengangkat nama SD Muhammadiyah dengan keberhasilannya menjadi juara cerdas cermat tingkat kabupaten yang sebelumnya selalu dimenangkan oleh sekolah PN. Tetapi sangat disayangkan, kelebihan Lintang yang sedemikian luar biasa itu tak mampu terus bersinar karena faktor yang memang sudah sering terjadi dikalangan masyarakat Belitong yang sebagian besar adalah orang-orang miskin. Bukan hanya Lintang yang mampu membuat sekolah Muhammadiyah menjadi terangkat derajatnya, tapi juga Mahar sang seniman terbaik di kelas.
Walikota pada waktu melihat pementasan karnaval sangat terpesona dengan konsep ala Afrika dari kelompok itu. Mereka juga berhasil mengalahkan sekolah PN yang menjadi juara bertahan. Mahar bertemu dengan Flo, anak sekolah PN yang sifatnya seperti anak laki-laki. Flo kemudian masuk kedalam anggota laskar pelangi karena dia sudah mengundurkan diri dari sekolah PN dan memilih sekolah Muhammadiyah yang sudah reyot. Di sini dia merasa cocok dengan Mahar yang juga penggemar mistik hingga mereka berdua membuat suatu perkumpulan orang-orang yang menyukai dunia alam gaib. Sungguh cerita yang menarik….



Apresiasi novel

Judul : Laskar Pelangi
Tema : Pendidikan

Alur
Maju
Tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh.
Hari ini dia meraja disini-di majelis kecerdasan yang amat terhormat ini.

Mundur
Pikiranku melayang ke suatu hari bertahun-tahun yang lalu ketika
sang bunga pilea ini membawa pensil dan buku yang keliru, ketika
ia beringsut-ingsut naik sepeda besar 80 km setiap hari untuk
sekolah, ketika suatu hari ia menempuh jarak sejauh itu hanya
untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri

Penokohan dan perwatakan
Ikal
(Cowok yang berambut keriting, suka mengkhayal, baik hati, ingin selalu menjadi peringkat dua), Sahara (Satu-satunya cewek yang ada di dalam anggota laskar pelangi, temperamental (apalagi dengan Trapani), rival Ikal dalam memperebutkan peringkat dua), Lintang (Cowok kurus, dari pedalaman desa nelayan, berambut keriting merah, sangat cerdas, tapi tak beruntung) Trapani (Cowok paling cakep diantara teman-temannya, tapi juga paling manja kepada ibunya), Mahar (Cowok yang paling aneh, daya imajinasi yang terlalu tinggi tapi nilai kesenian paling bagus, suka dengan hal-hal yang berbau mistis dan alam dunia gaib, tak logis dan sering diremehkan oleh teman-temannya), Kucai (Cowok yang sok tau, ketua kelas, tapi menyenangkan), Borek (Suka usil), Syahdan (Pengikut setia Ikal, paling senang bila disuruh pergi membeli kapur di pasar yang baunya sungguh menyengat), A Kiong (Cowok yang paling percaya terhadap cerita-cerita tahayul Mahar, dan selalu setia menjadi pengikut Mahar), Harun (Cowok yang bertubuh kurus, tinggi, tapi jalannya terseok-seok membentuk huruf x, punya penyakit keterbelakangan mental), Flo (Cewek yang berasal dari sekolah PN, tergila-gila dengan Mahar, akhirnya Sahara tak lagi menjadi satu-satunya cewek didalam anggota laskar pelangi, berperilaku seperti seorang laki-laki, dan juga suka dengan dunia mistis), Bu Mus (Guru yang paling baik, rendah hati, dan sabar), Pak Harfan (Kepala sekolah yang baik)

Setting Tempat
· Sekolah Muhammadiyah
Sekolah Muhammadiyah tak pernah dikunjungi oleh pejabat, penjual kaligrafi, pengawas
sekolah, apalagi anggota dewan.
· Di dalam kelas
Di dalam kelas kami tidak terdapat tempelan poster operasi kali-kalian seperti umumnya
terdapat di kelas-kelas sekolah dasar.
· Sekolah PN
Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PN berada dalam kawasan Gedong.
· Di dalam kelas sekolah PN
Ruang kelas dicat warna –warni dengan tempelan gambar kartun yang edukatif, poster operasi
dasar matematika, table pemetaan unsure kimia, peta dunia, jam dinding, thermometer, foto
para ilmuwan dan masih banyak lagi.
· Diatas dahan Fillicium
Makhluk brutal ini memanjati dahan-dahan fillicium, bersorak-sorai, bergelantungan
mengklaim dahannya masing-masing.
· Pasar
Pasar ini sengaja ditempatkan di tepi sungai dengan maksud limbahnya, termasuk limbah
pasar ikan, dapat dengan mudah dilungsurkan ke sungai.
· Di depan podium
Sebagai puncak atraksi di depan podium mereka membawakan Concerto for Trumpet and
Orchestra yang biasa dilantunkan Wynton Marsalis.
· Pulau Lanun
Kunjungan ke Pulau Lanun untuk menjumpai Tuk merupakan ekspedisi paling penting dan
puncak seluruh aktivitas paranormal Societeit.

Suasana
· Risau
Maka tidak seperti suasana di SD lain yang penuh dengan kegembiraan ketika menerima
murid baru, suasana di SD Muhammadiyah penuh dengan kerisauan, dan yang paling risau
adalah Bu Mus dan Pak Harfan.
· Sangat mencekam
“Gua itu seperti tak berujung…,” Mahar bercerita dengan penuh penghayatan sehingga kami
merasa seperti berada dalam gua yang sangat mencekam itu.
· Menegangkan
Menegangkan sekali. Kami semakin merapat, Sahara menggigit jarinya, A Kiong berkali-kali
menarik napas panjang, Samson tak berkedip, Lintang menyimak penuh perhatian, Trapani
memeluk Harun.
· Kegembiraan
Kami adalah sekolah kampong pertama yang menjuarai perlombaan ini, dan dengan sebuah
kemenangan mutlak. Air yang menggenang seperti kaca di mata Bu Mus dan laki-laki cemara
angin itu kini menjadi butir-butiran yang berlinang, air mata kemenangan yang mengobati
harapan, pengorbanan, dan jerih payah.
· Tegang
Suasana kelas menjadi tegang. Kami harap Mahar segera minta maaf dan menyatakan
pertobatan tapi sungguh sial, ia malah menjawab dengan nada bantahan.
· Sore hari
Sore ini, setelah hujan lebat sepanjang hari, terbentang pelangi sempurna, setengah lingkaran
penuh, terang benderang dengan enam lapis warna.
· Pagi hari
Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas.

Amanat
Tuntutlah ilmu setinggi langit. Gapai cita-cita setinggi angkasa.
Sekolahlah dengan tekun selagi kesempatan itu masih ada.

02 Januari 2009

Tentang A. Mustofa Bisri - 1

BANYAK YANG TINGGAL
(A. Mustofa Bisri)

Banyak yang tinggal di gedung beratap beton
Menimbun rongsokan berton-ton
Banyak yang tinggal di emper-emper sempit dipeluk langit
Menjumputi remah-remah hidup yang pahit
Banyak yang tinggal di tenda-tenda
Menunggu kemelut reda
Aku tinggal di awang-awang
Ah, hanya bisa nyawang

(Rembang, November 2006)


TENTANG DUA ORANG KAYA DAN MISKIN
(A. Mustofa Bisri)

Tiba-tiba oleh satu dan lain hal orang kaya itu menjadi miskin
Orang-orang yang semula merubungnya bagai lalat pun berhamburan menghindar membiarkannya
Sendirian mencicipi lapar dan derita yang selama ini tak pernah menghampirinya
Lama tak ada yang menghiraukannya tak ada yang peduli ia hidup atau mati
Hingga akhirnya terlupakan sama sekali
Lalu kesendiriannya menggiring dirinya kepada-Nya yang selama ini ia abaikan
Dan kini satu-satunya yang memberikan kedamaian
Yang tak pernah ia rasakan sebelumnya
Ia pun bersyukur sesyukur-syukurnya karena merasa paling kaya di dunia

Tiba-tiba oleh satu dan lain hal orang miskin itu menjadi kaya raya
Orang-orang yang selama ini menghindarinya pun bagai laron menghambur mendekatinya ingin membantu menghabiskan remah-remah kenikmatan yang berceceran di sekitarnya
Lama dielu-elukan orang hingga ia merasa memang pantas dielu-elukan lalu dilupakannya semua
Yang pernah menjadi tambatan hatinya termasuk Dia yang pernah ia tangisi selama ini
Yang ia mintai kekuatan di saat-saat tak berdaya
Ia pun dibiarkan-Nya mencicipi nikmat-nikmat sesaat
Menunggunya ingat atau tersesat hingga sekarat

(Syawal 1427)


MATAHARI RINDU NABI
(A. Mustofa Bisri)

Matahari
Masih hilirmudik
Seperti dulu
Mengawali dan mengakhiri
Hari-hari
Namun kini semakin terik
Cahayanya masih
Mengingatkan wajahmu yang cantik
Panasnya mengingatkan semangatmu

Namun kini umat
Seperti tak merasakan lagi rahmatnya
Seperti melupakan rahmatmu
Panasnya mendidihkan kepala yang lelah
Mengobarkan khotbah-khotbah
Melayukan girah terhadap kaum lemah

Matahari panas merindukanmu
Mungkin lama mencari tak temu
Secercah pun senyummu
Bahkan di tempat-tempat kesukaanmu
Di tengah-tengah gerombolan orang-orang papa
Kau tak berjumpa

O, malangnya umat
Yang meninggalkan nabinya
Tak tahu membedakan antara kepintaran dan kebodohan
Karena semuanya menghalalkan kesalahan
Tak mampu memilih antara miskin dan kaya
Karena yang kaya tak berdaya
Yang miskin terpaksa

Di sini matahari semakin panas
Kebodohan semakin ganas
Kemiskinan semakin tak waras
Keserakahan menggurita
Kedtidakpedulian merata
Ketidakberdayaan semesta

Matahari
Sepertimu aku kepanasan sendiri
Merindukan nabi

(Syawal 1427)






Tentang Taufiq Ismail - 3

MISKIN DESA, MISKIN KOTA
(Taufiq Ismail)

Kakekmu di zaman Jepang kena kudis dan beri-beri
Bengkak di kaki, kelaparan dan mati

Beribu kami menangis
Seribu pula mengemis

Keluarga kita di zaman PKI makan bulgur kuda
Panen Selasa dilindas cuaca dan hama
Bu-likmu, misanmu, semua mati muda

Berpuluh ribu kami menangis
Berpuluh ribu pula mengemis

Tahun ini lagi kita ditebas kesengsaraan
Negeri rubuh, kasau-jeriau dan pagu dapur berantakan
Sesabar-sabar makhluk makan angan-angan
Jam berdetak, angin lewat di atas tungku penjerangan
Di halaman depan menanti keranda ke kuburan

Tak terhitung kami menangis
Tak terhitung pula yang menangis

(1998)


SYAIR ORANG LAPAR
(Taufiq Ismail)

Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas

Risau

Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun orang pengemis
Kesinikan hatimu

Kuiris

Lapar di Gunung Kidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua

Kalau

(1964)