MISKIN DESA, MISKIN KOTA
(Taufiq Ismail)
Kakekmu di zaman Jepang kena kudis dan beri-beri
Bengkak di kaki, kelaparan dan mati
Beribu kami menangis
Seribu pula mengemis
Keluarga kita di zaman PKI makan bulgur kuda
Panen Selasa dilindas cuaca dan hama
Bu-likmu, misanmu, semua mati muda
Berpuluh ribu kami menangis
Berpuluh ribu pula mengemis
Tahun ini lagi kita ditebas kesengsaraan
Negeri rubuh, kasau-jeriau dan pagu dapur berantakan
Sesabar-sabar makhluk makan angan-angan
Jam berdetak, angin lewat di atas tungku penjerangan
Di halaman depan menanti keranda ke kuburan
Tak terhitung kami menangis
Tak terhitung pula yang menangis
(1998)
SYAIR ORANG LAPAR
(Taufiq Ismail)
Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun orang pengemis
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunung Kidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua
Kalau
(1964)
(Taufiq Ismail)
Kakekmu di zaman Jepang kena kudis dan beri-beri
Bengkak di kaki, kelaparan dan mati
Beribu kami menangis
Seribu pula mengemis
Keluarga kita di zaman PKI makan bulgur kuda
Panen Selasa dilindas cuaca dan hama
Bu-likmu, misanmu, semua mati muda
Berpuluh ribu kami menangis
Berpuluh ribu pula mengemis
Tahun ini lagi kita ditebas kesengsaraan
Negeri rubuh, kasau-jeriau dan pagu dapur berantakan
Sesabar-sabar makhluk makan angan-angan
Jam berdetak, angin lewat di atas tungku penjerangan
Di halaman depan menanti keranda ke kuburan
Tak terhitung kami menangis
Tak terhitung pula yang menangis
(1998)
SYAIR ORANG LAPAR
(Taufiq Ismail)
Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau
Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun orang pengemis
Kesinikan hatimu
Kuiris
Lapar di Gunung Kidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua
Kalau
(1964)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar